Sulawesi Tenggara, Desa Nepa Mekar, Kecamatan Buton Tengah
Darah seakan mendidih mendengar gendang ditabuh. Para peserta mangaru dengan badik di pinggang berjalan jinjit memasuki arena seperti langkah kaki kuda. Di dalam arena, badik dihunus di hadapan lawannya. Sesungguhnya para lelaki yang berlaga sedang berusaha menaklukkan dirinya sendiri, melawan segala hiruk pikuk suara penonton, dan hanya mengikuti irama gendang agar gerakan dan badiknya tak sampai melukai lawannya. Acara kesenian tradisional ini digelar setelah Hari Raya Idul Fitri.